Label

Minggu, 05 Februari 2012

pergeseran nilai dan industrialisasi


PERGESERAN NILAI DAN INDUSTRIALISASI

Oleh: Ahmad Mubarok

Arus globalisasi yang telah menyeret Indonesia kedalam system kapitalis global memberikan efek yang sangat signifikan terhadap pola perkembangan kebudayaan dan teradisi masyarakat. Masyarakat secara perlahan-lahan tapi pasti mengikuti segala tuntutan kapitalis dan meninggalkan segala sesuatu yang tidan relevan dengannya. Masyarakat Indonesia yang memiliki kebudayaan tolong menolong dan gotong royong perlahan-lahan meninggalkan kebudayaan itu. Tolong menolong dan gotong royong yang dahulu di lakukan untuk menambah ikatan persaudaraan di dalam masyarakat dan di lakukan dengan hati ikhlas serta tanpa pamrih, kini telah berganti dengan system upah.

System kapitalis yang menuntut ketergantungan terhadap materi menyebabkan masyarakat Indonesia menjadikan materi sebagai patokan hidup. Materi menjadi sebuah syarat yang paten terhadap segala tindakan. Masyarakat tidak lagi bersedia bekerja gotong royong tanpa adanya imbalan materi. Masyrakat tidak lagi bersedia membantu membangun rumah tetangga tapa adanya imbalan materi. Masyarakat tidak lagi bersedia membantu mengolah sawah tanpa adanya imbalan materi. Segala sesuatu yang membutuhkan tenaga dan mengorbankan waktu dinilai dengan banyaknya materi yang di dapat.

Pergeseran pola kehidupan ini, banyak di pengaruhi oleh factor kebutuhan hidup. Dalam dunia kapitalis, manusia di paksa untuk memiliki kebutuhan hidup yang lebih kompleks dari keadaan sebelumnya. Kebutuhan hidup yang semakin kompleks ini, di motori oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia industry.

Industry yang menciptakan produk-produk guna di manfaatkan untuk kepentingan manusia. Bermunculannya inovasi industri menyebabkan di butuhkannya para konsumen yang siap menampung produksi industry itu. Suatu industry akan terus berjalan dan berkembang pesat jika kebutuhan dari konsumen meningkat. Sedangkan jika kebutuhan konsumen terhadap suatu industry rendah, maka industry tersebut akan mengalami stagnasi perputaran atau bahkan penurunan produk penjualan.

Untuk menjalankan industry, produsen harus tetap menjaga ikatan masyarakat terhadap produknya. Menjaga ikatan ini tidak lah mudah bagi para produsen industry, karena ketertarikan masyarakat terhadap suatu produk sangat di pengaruhi selera zaman. Oleh sebab itu, dunia industry akan terus mengalami perubahan dari zaman ke zaman mengiringi perkembangan suatu masyarakat.

Selain itu, untuk menjaga hubungan dan ikatan antara konsumen dan produk industry, di butuhkan suatu hal yang bisda dekat dengan konsumen. Biasanya bentuk yang di gunakan oleh para produsen adalah iklan. Iklan dapat dalam bentuk tayangan televise, siaran radio, berita dalam surat kabar, maupun iklan dalam internet.

Dengan iklan masyarakat akan terus melihat dan mengenal suatu produk industry. Iklan juga biasanya berbentuk penawaran suatu produk yang di sertai dengan mengunggul-unggulkan kelebihan dan menutupi kekuarangan suatu produk. Kegiatan iklan seperti ini menjadikan produk-produk industry menjadi semakin di kenal dan dapat di ketahui manfaatnya oleh masyarakat. Lewat iklan pula sesungguhnya masyarakat di kekang dalam lingkaran rasa ketergantungan terhadap suatu produk.

Penulis adalah

Aktivis Kajian Masyarakat KODAMA Yogyakarta